MENUMBUHKAN SEMANGAT TECHNOPRENEUR MAHASISWA
MAHASISWA MENUMBUHKAN TECHNOPRENEUR YANG IDEAL SEBAGAI PIONEER MUDA DIDALAM PERKEMBANGAN EKONOMI DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
Oleh Farid Farissi (1401164359)
Dalam
peradaban manusia, dari tatanan global hingga tatanan rumah tangga, ekonomi
merupakan sektor yang sangat penting dalam menunjang keberlangsungan hidup
individu. Oleh karena itu, upaya pengembangan perekonomian, yang bertujuan
utama untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, selalu menjadi fokus dalam
perencanaan ke depan setiap unit masyarakat dari struktur hierarki terendah
hingga yang tertinggi. Sumber daya manusia (SDM) penting disiapkan dalam menyambut
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2019. Indonesia berpenduduk terbesar di Asean,
yakni sekitar 245 juta jiwa. Potensi sumber daya alam (SDA) Indonesia juga
sangat besar. Namun, pendapatan per kapita Indonesia berada di urutan kelima di
Asean, setelah Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand. Kondisi ini tak lepas
dari minimnya entrepreneur di Indonesia. Meningkatkan jumlah entrepeneur
merupakan kunci untuk memberikan nilai tambah bagi SDA, pertumbuhan dan
pemerataan pembangunan, serta meningkatkan kemakmuran rakyat. Guna memacu
jumlah entrepreneur di Tanah Air, perguruan tinggi harus berperan. Dengan
kekuatan analisis, pengembangan teknologi, dan kecepatan penguasaan informasi,
perguruan tinggi dapat mendorong tumbuhnya technopreneur, yaitu entrepreneur
yang menggunakan teknologi untuk mentransformasi bahan bernilai relatif rendah
menjadi produk bernilai tinggi.
Menghadapi
era digital, masyarakat di era ini sudah mulai kreatif dalam membuat model
bisnis baru berbasis teknologi. Model ini disebut technopreneur yang merupakan
salah satu bentuk dari entrepreneur, yang sama-sama memiliki peran penting bagi
perkembangan ekonomi di masa mendatang.
Mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa
yang diharapkan mampu menjadi motor penggerak laju perekonomian bangsa. Dimana
Mahasiswa tidak hanya memahami materi yang diberikan dosen diperkuliahan namun
juga bisa mengaplikasikan ilmu yang didapat dan memberikan perubahan terhadap
lingkungan sekitarnya. Salah satunya dengan menjadi seorang entrepreneur atau
wirausahawan diharapkan mampu menciptakan sebuah peluang bisnis dan lebih dari
itu mampu menyediakan lapangan-lapangan kerja baru.Ini bisa menjadi
wadah untuk meminimalisir jumlah pengangguran sarjana di Indonesia.
Dengan demikian, mahasiswa diharapkan agar bisa
lebih inovatif untuk membuat usaha dalam bentuk technopreneur untuk menghadapi
persaingan di masa mendatang. Kunci 3P+2P yang harus dimiliki di awal
pengembangan usaha berbasis technopreneur. “3P yang pertama adalah Place, Program
dan People. Place berarti wadah untuk membangun usaha kita. Program, kita harus
merencanakan program kedepannya. Dan yang paling penting adalah people. Untuk
membangun bisnis berbasis teknologi, kita butuh minimal 3 orang, yakni hacker,
hipster, dan hustler. Setelah 3P terpenuhi, baru 2P yaitu Problem dan Product.
Kita menganalisa apa masalah yang ada di sekitar kita dan apa peluang yang bisa
kita ciptakan dari masalah tersebut. Karena setiap masalah pasti ada peluang,
misalnya saja tidak akan ada warung makan jika tidak ada orang lapar. Baru
setelah kita menemukan masalah, kita membuat produk yang tepat untuk dapat
menyelesaikan masalah tersebut.
Komentar
Posting Komentar